PENGALAMAN MASA KECIL YANG MENGAJARKAN CITRA DIRI
Citra Diri Anak BebekSaat saya masih kecil, kakek dan nenek saya suka memelihara ayam kampung. Kadang-kadang saya membantu nenek memberi makan ayam-ayam peliharaan nenek. Memelihara ayam kampung berbeda dengan ayam negeri. Ayam kampung pada siang hari sengaja dilepas untuk mencari makan sendiri, sebagai makanan tambahan.
Suatu saat salah satu ayam betina sedang bertelur. Nenek menyediakan sarang untuk tempat bertelur, sebab jika tidak disediakan sarang, ayam tersebut bisa bertelur di mana saja. Kebetulan nenek ingin menetaskan telur-telur tersebut. Sambil menetaskan telur ayam, nenek juga ingin menetaskan telur bebek. Telur bebek tersebut “dititipkan” di sarang ayam tadi. Telur ayam dan telur bebek akhirnya sama-sama dierami oleh ayam sampai menetas.
Waktu itu saya sempat terpukau, biasanya ayam dan bebek bermusuhan, tetapi kali ini tidak. Ayam tersebut memelihara dengan baik anak-anaknya termasuk anak bebek tersebut. Anak bebek tersebut mendapat perlakukan yang sama, dicarikan makan dan dilindunginya. Begitu juga dengan anak-anak bebek, mereka bertingkah laku seperti ayam. Mencari makan seperti ayam dan menganggap induk ayam tersebut ibunya.
Keadaan ini berlangsung sampai “disapih”, yaitu istilah proses pemisahan anak-anak ayam dan ibunya. Penyapihan dilakukan pada usia anak ayam tertentu dimana anak ayam tersebut sudah bisa mandiri. Anak-anak bebek yang sudah menjelang dewasa disatukan lagi dengan komunitas bebek lainnya.