Tuesday, August 9, 2016

2 HAL MENGEJUTKAN TENTANG KRITIK YANG BISA MENGHANCURKAN ANDA

2 HAL MENGEJUTKAN TENTANG KRITIK YANG BISA MENGHANCURKAN ANDA

ANTARA MENERIMA DAN MEMBERI KIRITKAN

kritik

Ada 2 hal yang cukup mengejutkan, karena berlawanan dengan pandangan pada umumnya. Banyak yang mengira, kalau kritik itu baik, sehingga banyak orang yang suka mengkritik. Padahal, tidak selamanya kritik itu baik, tidak selamanya kritik itu membangun.

Seorang penulis, ahli tentang pikiran mengatakan:

“Kritik tak pernah didasari rasa sayang; kritik tak pernah diberikan untuk kebaikan seseorang. Kritik dirancang untuk melemahkan atau menciptakan ketidaknyamanan dan keraguan dalam diri orang yang dikritik.”
–Karen Casey, Change Your Mind and Your Life Will Follow

2 Hal yang mengejutkan (atau tidak?) itu adalah:

Kritik tak pernah didasari rasa sayang;
kritik tak pernah diberikan untuk kebaikan seseorang.
Sejujurnya, saya tidak setuju 100% apa yang dikatakan Karen Casey. Ada banyak orang, yang mengkritik dengan maksud baik, hanya saja tidak mamahami caranya.


Pada posting kali ini, saya akan tinjau bagaimana kritikan dilihat dari 2 sisi, yaitu penerima dan pemberi kritik.

Masihkah Anda Suka Mengkritik Pasangan Atau Keluarga Lainnya?

Jika Anda yakin bahwa kritik adalah membangun, bisa jadi Anda masih “termakan” oleh pendapat umum tentang kritik. Pada dasarnya orang suka mengkritik sehingga mencari pembenaran untuk mengkritik yaitu dengan mengatakan bahwa kritik itu membangun.

Mari kita bahas sedikit artikel yang berjudul “Apakah Kritik itu Membangun?”
APAKAH KRITIK ITU MEMBANGUN?

KRITIK ITU MEMBANGUN? KRITIK YANG BAGAIMANA?

Apa yang Anda rasakan saat seseorang mengkritik Anda? Banyak yang merasakan sakit hati, tersinggung atau kecewa. Memang bagi saya, kritik tidak membuat saya hancur tetapi bisa dijadikan hikmah dan perbaikan untuk kedepannya. Tapi itu saya atau Anda yang memiliki pikiran positif (insya Allah), tetapi belum tentu dengan orang lain. Saat kritik muncul kebanyakan orang selalu mencari pembenaran, intinya kritik tidak disukai oleh kebanyakan orang. Anda suatu posting menarik yang bisa kita ambil hikmahnya.

Posting ini menceritakan seorang wanita yang menjadi penyanyi karena justru karena bebas dari kritikan. Anda bisa membacanya disini. Sungguh cerita yang bagus dan memberikan hikmah kepada kita. Saya tidak tahu apakah cerita ini nyata atau fiktif, tetapi jelas akan memberikan hikmah kepada kita.

Ringkasan cerita yang dimaksud: Seorang wanita membuang potensinya dalam menyanyi karena selalu dikritik oleh suaminya yang memang ahli musik. Wanita itu tidak mau lagi menyanyi. Setelah suaminya meninggal, dia menikah dengan seorang tukang ledeng yang sangat menyukai nyanyian wanita tersebut, sehingga si wanita menjadi kembali semangat menyanyi dan menjadi penyanyi sukses.
KRITIK ITU MEMBANGUN ATAU MENGARAHKAN FOKUS PADA KEKURANGAN

Jika ditinjau dari ilmu berpikir positif memang kritik hanya memunculkan pikiran negatif dan membangkitkan emosi negatif juga. Begitu juga jika kita melihat dari konsep Law of Attraction, maka jika kita dikritik maka kita akan fokus kepada kekurangan kita dan kita akan menarik hal kekurangan lainnya.

Jadi akan muncul sebuah pertanyaan, apakah kritik itu membangun?

Silahkan Anda menjawabnya sendiri. Saya tahu, jawabannya tidak mutlak ia atau tidak. Anda bisa mengatakan bahwa si wanita diatas salah menyikapi kritik atau cara mengkritik suami pertamanya yang salah. Namun yang jelas kritik membuat si wanita itu berhenti dan pujian atau dorongan dari suami kedua membuat dia maju.

Apapun pendapatkan Anda, ada langkah yang sebaiknya kita ambil berkaitan dengan kritik-mengkritik.

Jika Anda dikritik, ambil apa maksudnya, ambil hikmah dan lupakan kritik tersebut. Jika Anda mengingat terus malah akan memunculkan reaksi negatif. Anda akan berusaha “menunjukan”, membalas, atau malah menjadi tidak percaya diri. Lupakan kritik tersebut. Jika Anda meras tersinggung, marah, atau kecewa, cepat saja Anda memaafkan orang tersebut meski hanya dalam hati. Intinya cepat netralkan pengaruh negatif dari sebuah kritik.
Jangan minta dikritik. Jika Anda akan meminta masukan, pilihlah orang yang cukup positif sehingga bisa memberikan masukan dengan bijaksana. Namun jika Anda sudah memiliki fokus pada hasil akhir yang baik, tanpa meminta kritik dari orang lain, Anda akan dipandu menuju kebaikan tersebut.
Jangan mengkritik orang lain. Mungkin maksud Anda baik (betulkah?), tetapi bisa saja hasilnya malah lain. Meski maksud Anda baik, bisa saja Anda malah menghancurkan dia. Carilah cara lain untuk memperbaiki orang tersebut dengan cara yang lebih baik. Akan lebih parah, saat Anda mengkritik dan Anda salah, bisa jadi malah kesan negatif yang diterima oleh orang lain.
KRITIK MENGKRITIK DI ERA SOCIAL MEDIA

Sekarang zamannya social media, dimana setiap orang bisa menerbitkan apa pun pendapatnya. Maka, dengan mudah pula setiap orang mengkritik pihak lain. Dengan memegang prinsip bahwa kritik itu membangun sekarang bisa kita lihat bahwa kritikan bertaburan di social media. Saya tidak melarang dan anti kritik, namun saya justru akan mengajak agar kritik kita lebih efektif dan lebih membangun daripada malah menimbulkan permusuhan dan perdebatan berkepanjangan.

Berikut beberapa tips berkaitan kritik mengkritik:

Jika niat Anda baik, maka niatkan mengkritik dengan cara yang baik pula. Niatkan dalam diri Anda bahwa Anda ingin memperbaiki orang tersebut, bukan dengki atau bukan ingin menjatuhkannya.
Jika niat Anda melakukan perbaikan atau membangun, adakah cara lain tanpa harus mengkritik? Cara yang lebih baik dan cara yang bisa diterima. Intinya membangun bukan? Tidak selalu dengan kritik.
Dalam social media, seperti facebook dan twitter, ada cara berkomunikasi secara pribadi tanpa dibaca orang lain. Anda bisa memanfaatkannya untuk menasihati atau mengingatkan. Kenapa harus di komentar atau RT yang semua orang baca?
Fokuslah pada substansi masalah, bukan menyerang, memvonis, membunuh karakter, atau menjatuhkan orang bersangkutan. Jika ini terjadi, pertanyakan maksud diri Anda, membangun atau ingin menjatuhkan.
Sebagai Muslim yang baik, gunakan bahasa yang baik dan sesuai dengan kepahaman orang yang Anda kritik.
Dan yang terpenting, kita bisa menghindari dari perbuatan dosa akibat membuka aib saudara, menyakit saudara, bahkan memfitnahnya di muka umum.
Kritik itu membangun, saya yakin itu. Teruslah mengkritik sambil kita mengingat etika dan akhlaq dalam mengkritik. Tidak malah menjatuhkan orang yang kita kritik dan menyebarkan aib yang jelas-jelas dilarang oleh agama.

Prinsip “kritik itu membangun” akan lebih berdaya diterapkan bagi Anda yang dikritik, bukan menjadi alasan untuk mengkritik kesana kemari secara bombastis.

Dalam artikel tersebut, seorang wanita menyia-nyiakan kemampuan menyanyinya karena kritik. Begitu kritik hilang dalam hidupnya, maka dia menjadi penyanyi tenar. Ada juga orang yang selama 40 tahun hidupnya merasa tidak memiliki keterampilan sama sekali. Mengapa? Karena sejak kecil dia selalu dikritik saat melakukan sesuatu. Ternyata setelah dia menghilangkan pengaruh kritik tersebut, dia sungguh sangat terampil. Dia menyia-nyiakan keterampilannya selama 40 tahun karena kritik.

Mengapa kritik bisa begitu merusak dan menyia-nyiakan potensi diri seseorang? Sebab kritik hanya memfokuskan diri kita kepada hal yang negatif. Saat Anda dikritik, Anda kecewa dan mungkin marah, sambil pikiran Anda fokus kepada apa yang menjadi objek kritikan. Sementara, dalam ilmu pikiran, fokus ditambah emosi sama dengan kenyataan.

Hal ini bisa dijelaskan baik melalui Law of Attraction maupun Psycho-Cybernetics. Menurut Law of Attraction, jika kita fokus pada suatu hal kemudian diringi oleh emosi yang kuat, maka kita akan menarik apa yang kita fokuskan. Begitu juga dijelaskan dalam teori Psycho-Cybernetics, fokus ditambah emosi akan menghidupkan suatu mekanisme dalam tubuh dan pikiran kita untuk mewujudkan apa yang menjadi fokus pikiran kita.

Jika Anda menginginkan kebaikan bagi saudara, lakukan nasihat, bukan kritik. Ada adab nasihat yang bisa kita gunakan jika menginginkan kebaikan bagi saudara kita.

Adab Nasihat (Bukan Kritik)

Berikut adab dalam memberi nasehat kepada orang lan yang di sarikan dari buku berjudul: “Selembut Perkataan Nabimu – Kiat agar Nasihat Laksana Embun Yang Menyejukkan”, karya Muhammad Abu Shu’ailaik.

1. Ikhlaskan niat

Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan mendapatkan ganjaran dari Allah Jalla wa ‘Ala, sehingga Allah pun akan membantu engkau agar orang yang dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.

2. Menasehati Secara Rahasia

Ini adalah adab yang kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.

Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullahberkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberinasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)

3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.

Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam:

“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR. Muslim)

4. Tidak Memaksa

Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk menerima nasehatnya. Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.

5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat

Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:

“Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)

Perhatikan poin kedua, nasihat itu akan lebih baik diberikan secara rahasia, bukan di tulis di sebuah website atau di depan media lainnya sehingga banyak orang yang mengetahui. Saya, lebih suka mengirim inbox jika ada sahabat di facebook melakukan kesalahan daripada memberikan komentar yang bisa dibaca umum.

Bagaimana Jika Menerima Kritik Yang Merusak?

Jika terpaksa sering menerima kritik, jangan biarkan pikiran bawah sadar Anda menerima kritik tersebut. Jika Anda membiarkan pikiran bawah sadar Anda menerima kritik, percayalah, akibatnya seperti dihipnotis, secara tidak sadar Anda malah mewujudkan kritikan tersebut. Anda harus memiliki suatu pertahanan dalam pikiran Anda. Pertahanan itu adalah pikiran positif. Anda harus terus-menerus membangun pikiran positif atau pikiran indah.

Ambil positifnya, ambil hikmahnya, tapi jangan memvonis diri Anda sendiri. Sebenarnya, kebaikan apa pun yang kita lakukan akan ada orang yang tidak suka dan kemudian mengkritik kita. Sebaik apa pun yang kita lakukan, akan ada kekurangan yang yang bisa menjadi bahan kritik.

Tetaplah berbuat baik, sesuai dengan ajaran agama. Tetap menerima nasihat dari orang-orang yang faham dan menggunakan adab. Jangan berhenti dan jangan menyerah jika ada kritik yang justru menjatuhnya.

Kesimpulan

Sekarang kita bisa mengambil kesimpulan, yaitu jangan mengkritik dan jangan biarkan diri Anda dikritik. Jika Anda ingin mengubah atau membangun seseorang, carilah cara lain selain mengkritik. Begitu juga, hindari bergaul dengan orang-orang yang suka mengkritik. Semakin sedikit Anda mendengar kritik, semakin sehat pikiran kita.

Jika Anda mau mengkritik, ubahlah menjadi nasihat dan lakukan dengan adab yang baik. Jika Anda menerima kritik, anggaplah itu sebagai nasihat dan kritik yang membangun.

No comments:

Post a Comment